Mei 17, 2008

Belajar Dari Pengamen


Pada suatu Jumat sore, ketika saya baru saja pulang dari mengantarkan anak Les, saya melihat kerumunan beberapa orang yang sedang menikmati lagu-lagu dari sekelompok pengamen yang dengan riang menyayikan lagu-lagu dangdut tempo dulu, karena kebetulan sebelah rumah saya, saya akhirnya ikut menikmati sambil ngobrol-ngobrol dengan beberapa teman, selang 10 menit berlalu, lagu-lagu itu pun berhenti, saya langsung melongo untuk melihat, ternyata para pengamen telah selesai dengan lagu-lagunya. ketika mereka akan pergi meninggalkan tempat itu, selang 50 meter, mereka kembali lagi karena ternyata dipanggil oleh tetangga yang lain, singkat cerita setelah selesai, kelompok pengamen ini akhirnya mampir juga ketempat kami, lalu mulailaih mereka menyanyi di iringi Kendang, Gitar Listrik (menggunakan batrai kering), Keyboard, kami (saya, istri, mbak, dan beberapa karyawan) menikmati lagu-lagu yang dinyanyikan kelompok pengamen itu, suaranya cukup bagus, setelah hampir menyelesaikan satu lagu, saya lalu menyiapkan uang lima ribuan,(karena saya merasa sangat terhibur dan penampilanya santun) dan menyerahkan ke salah satu anggota pengamen itu dengan senyuman dan ucapan terimakasih Ia menerima uang itu, saya langsung masuk karena saya pikir pasti setelah itu mereka langsung pergi, tapi ternyata tidak, mareka menambah beberapa kali Reff, lalu saya pikir ahh.. paling setelah reff ini. setelah menyelesaikan satu lagu ternyata mereka menyanyikan lagu berikutnya dengan semangat yang sama seperti halnya lagu pertama, Lagu Pertama, Kedua, Ketiga, Ke empat, ke Lima........, Ya TUHAN, mestinya mereka sudah bisa pergi dari tadi, ngapain mereka buang-buang waktu? padahal mereka kan sudah saya kasi lima ribu? mestinya kalau mereka pergi dari semenjak saya kasi uang tadi mereka sudah dapat tambahan ditempat lain, tapi ngapain mereka terus bernyanyi sampai 5 Lagu?
Saya sering bilang ke teman-teman karyawan, tugas kita melakukan perkerjaan kita dengan semaksimal mungkin, sementara tugas pemimpin kita adalah memikirkan kesejahteraan kita. sama halnya dengan apa yang dilakukan kelompok pengamen itu, dia hanya melakukan tugasnya yaitu bernyanyi dengan sebaik mungkin, masalah akan dikasi atau tidak atau mau dikasi berapa itu adalah tugas orang lain dimana dia mengamen. demi menyaksikan pemandangan itu, spontan saya katakan ke teman-teman bahwa inilah salah satu penerapan quantum iklas (Berkerja dengan Iklas dan menerima hasilnya dengan iklas). Awalnya mereka bernyanyi dengan maksimal tanpa mengharapkan berapa yang mereka terima, setelah mereka menerima mereka juga menerima dengan penuh rasa syukur dengan cara tidak mengurangi hak orang lain untuk menikmati lagu-lagu yang mereka nyanyikan. karena hawa positif yang mereka bawa, maka sambutan positif juga yang mereka terima, rata-rata orang sinis terhadap pengamen, menyusahkan saja..... bikin pusing mencari recehan...., namun kelompok pengamen ini membuat saya terhibur, dan saya lihat tetangga-tetanga saya juga tersenyum puas.
Anda mungkin sering merasakan jengkel, sebel dan dongkol bila ada orang yang membantu anda namun dia meminta upah terlebih menyebutkan nilainya, karena sebenarnya secara manusiawi anda pasti telah menyiapkan yang mungkin nilainya lebih besar dari yang sekedar ia minta, kenapa? Karena pada dasarnya setiap orang memiliki rasa welas asih, rasa kemanusiaan, sepertihalnya apa yang disampaikan oleh andri wongso dalam audio booknya " kita adalah manusia spiritual yang sedang mendiami bumi".
banyak karyawan yang terjebak pada satu sikap Menuntut, menunggu hasil besar baru kerja maksimal, padahal disatu sisi kita tahu, kebanyakan orang tidak senang dituntut, sementara pemilik perusahaan tentunya juga melihat kinerja karyawan tersebut karena bagaimanapun juga kita dibayar dari apa yang kita hasilkan bersama.
Seperti apa yang disampaikan Erbe Sentanu dalam Bukunya Quantum Iklas, Lakukankanlah sesuatu dengan iklas dan terimalah hasilnya dengan Iklas, niscaya kita akan hidup bahagia, karena kebahagiaan yang hakiki ketika kita bisa menikmati apa yang ada dengan penuh rasa syukur.

Salam ............

Tidak ada komentar: