Juni 28, 2010

Darimana perubahan dimulai

Mengulang cerita yang pernah saya posting, yang saya sudah lupa sumbernya, namun masih membekas dibenak saya (mungkin ada yang tahu sumber dan ceritanya lebih detail?) :

Dahulu ada seorang anak yang pada saat Dia kanak-kanak memiliki cita-cita ingin merubah Dunia. Seiring dg perjalanan waktu menginjak remaja apa yang di cita-citakannya belum mengarah kepada apa yang di cita-citakannya, maka dia menurunkan cita-citannya "nanti pada saat dewasa saya ingin merubah Negaraku". Dan pada saat dewasa cita-cita ini pun belum menunjukan ke arah pencapaian, maka pada saat dewasa Ia merubah cita-citanya "nanti jika saya berumur 30 tahun saya ingin merubah daerahku", menginjak usianya yang ke 30th cita-cita ini pun masih belum menunjukan tanda-tanda akan tercapai, maka untuk yang kesekian kalinya ia kembali merubah cita-citanya "kelak di usiaku yang ke 40th saya ingin merubah desaku", dan seperti sebelumnya cita-cita inipun hanya tinggal cita-cita. Penyesuaian pun kembali dilakukan "kelak diusia ku yang ke 50th, aku akan merubah dusunku, cerita kegagalan inipun berulang, sehingga dengan pesimis ia kembali menyesuaikan cita-citanya "jika usiaku sampai 60th, aku akan merubah keluargaku" dan inipun belum dapat dicapainya, hingga pada suatu saat, sang malaikat menghampirinya, dan sembelum dia menghembuskan napasnya yang terakhir serta masih didampingi cita-citanya yang belum pernah diwujudkan, Dia berkata lirih "Jika aku masih diberi kesempatan untuk hidup, maka aku akan merubah diriku sendiri, namun malang perpanjangan waktu yang diajukan ditolak oleh sang malaikat maut.

Rekan-rekan yang berbahagia, bersyukur kita mengetahui bahwa perubahan besar pun harus dimulai dari diri sendiri. Merubah pola pikir, merubah pola berinteraksi, merubah pola belajar, merubah pola memahami, merubah pola dalam menyikapi sesuatu. Tentu cerita ini saya sampaikan kembali bukan didasari pemikiran bahwa rekan-rekan belum mengetahui prihal ini, namun sekedar merefresh apa yang telah kita ketahui bersama.

Sebagai team leader maupun team follower, bukanlah prihal menerima namun memberi, bukan sebanyak apa yang kita terima, tapi sebanyak apa yang kita berikan, bukan seberapa banyak kita dipahami, tapi seberapa banyak kita memahami. Tentunya penilaian ini ditujukan kepada diri kita masing-masing, karena jika penilaian ini kita tujukan untuk orang lain, maka yang terjadi adalah cerita terbalik yang berujung tidak baik seperti cerita diatas.

Pasang surut organisasi kerap kali terjadi karena berkembangnya ego pribadi, karena liarnya arogansi yang berpikir kita mampu mengembangkan lembaga ini sendiri, dengan kecerdasan kita sendiri, dengan nama besar kita sendiri, dengan pengalaman kita. Kita menganggap orang lain salah dimana mungkin saja karena kamus kita yang belum lengkap.

Ijinkan saya mengajak rekan-rekan semua untuk bersinergi, saling mengisi, saling membimbing. Memberikan delegasi bagi team yang telah mampu, membimbing dan mendampingi bagi team yang belum mampu pada bidang-bidang tertentu, bukan menyalahkan namun membenarkan, bukan memarahi namun memberitahu dan mengarahkan. Jika kita tidak bisa mengajak dengan cara kita, mari kita coba merubah pola pendekatan kita.

- Apa yang siap kita rubah demi mencapai tujuan kita?

- Apa yang siap kita berikan untuk mencapai tujuan kita?

- dari diri kita, Apa yang siap kita korbankan untuk meraih cita-cita kita?.


Sukses.... Sukses.... Sukses
Semoga keberlimpahan datang dari segala sumber
Semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru

SELAMAT PAGI ........
Salam

Made Sumiarta

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Juni 10, 2010

Seni Kepemimpinan "Smart Leadership"

menurut Anderson (1988) leadership means using power to influence the thoughts and actions of others in such a way that achieve high performance. “kepemimpinan berarti menggunakan kekuatan untuk mempengaruhi pikiran dan tindakan orang lain sedemikian rupa sehingga mencapai kinerja yang tinggi”

Kepemimpinan Kaisar Tang Taizong

Suatu hari Kaisar Tang Taizong tiba di Istana Cuiwei. Beliau bertanya kepada pejabat yang menyambut,”Sejak jaman nenek moyang, meskipun banyak Kaisar dapat menaklukkan Tiongkok pusat, namun mereka gagal dalam menarik suku minoritas Rong ataupun Di untuk bergabung. Dibanding para pendahuluku, kemampuanku tidaklah seberapa, tapi saya mampu menyempurnakannya lebih baik dari mereka. Saya tidak ingin mengatakan jawabannya saat ini, namun saya ingin bertanya kepada anda sekalian untuk memberikan jawaban yang sebenarnya.”

Seluruh pejabat yang hadir menjawab,” Kebajikan Yang Mulia besar-nya bagaikan langit dan bumi, sangat sulit untuk melukiskan dengan jelas dalam beberapa kata.”

Lalu Kaisar berkata,”Bukan itu. Ada lima alasan mengapa saya dapat menyempurnakan apa yang telah saya kerjakan.

- Pertama, sejak dulu, banyak Kaisar selalu merasa iri terhadap talenta orang yang melebihinya; dilain pihak, saya sendiri menilai kemampuan orang lain sebagaimana menilai diri sendiri.

- Kedua, tidak ada orang yang sempurna, jadi saya tidak menghiraukan kekurangan orang namun menggunakan kelebihannya.

- Ketiga, ketika yang lainnya menemukan orang yang berbakat dan bijak, mereka ingin menguasainya dan mendepak orang yang kurang cakap, bahkan sampai berharap dapat mendorongnya kedalam jurang. Ketika saya bertemu seseorang yang berbakat, saya menghargainya dan kepada orang yang kurang cakap saya mengasihaninya. Dengan cara ini keduanya mendapat tempat yang semestinya.

- Keempat, sebagian besar Kaisar terdahulu tidak menyukai orang yang lurus, jujur dan vokal. Bahkan dengan diam-diam menindasnya atau terang-terangan menghukumnya. Namun dalam pemerintahan saya, pengadilan dipenuhi oleh pejabat yang lurus, dan tak ada seorangpun yang melanggarnya.

- Kelima, sejak dulu para Kaisar selalu menilai lebih tinggi wilayah Tiongkok pusat namun meremehkan suku minoritas Rong dan Di, dilain pihak saya memperlakukan mereka sejajar. Oleh karena itu mengapa mereka menghormati saya seperti orang tuanya sendiri. Inilah 5 alasan saya mengapa saya dapat menyempurnakan apa yang telah saya kerjakan saat ini.” (The Epoch Times/uti)*

Sumber : Zizhi Tongjian (Cermin Besar Panduan Memimpin), vo-lume 198, Dinasti Tang, catatan ke 14 (http://erabaru.net )

Rekan-rekan pemimpin, calon pemimpin, belajar jadi pemimpin, dan berkeinginan jadi pemimpin dimanapun Anda berada, dengan latar belakang apapun, Anda berhak dan bisa menjadi pemimpin, bahkan saat inipun kita semua adalah seorang pemimpin paling tidak pemimpin bagi diri sendiri, keluarga atau kelompok. Jiwa, sikap, prilaku dan pola pikir perlu dimiliki oleh setiap orang yang mengiginkan pencapaian tujuan.

Anda mungkin pernah melihat permainan catur, atau mungkin Anda bisa bermain catur, strategi permainan catur memang lebih sering digunakan dalam politik, mengerakan/mengorbankan biji catur untuk mencapai tujuan. Dengan itikat baik strategi permainan catur dapat diterapkan dalam kepemimpinan, bagaimana sebuah organisasi dapat meraih tujuan dengan smart, dibutuhkan kerja sama yang baik, pengikut yang baik demi tercapainya kemenangan bersama, rela menjadi Dahan, Batang, bahan Akar. Pion-pion didepan mengiring, membentuk barisan yang mengiring lawan-lawannya, mengkondisikan lawan-lawannya agar siap diserang oleh pasukan dibelakangnya (team eksekusi). Bila kita gambarkan dalam suatu organisasi, maka pion-poin tersebut adalah Satpam, Office Boy, Resepsionis, cleaning service, dll. Dan lawan-lawannya adalah customer (meskipun gambaran ini kurang begitu tepat, karena customer adalah partner, namun mempermudah memberi gambaran kita gunakan gambarkan seperti itu), maka pasukan yang didepan ini adalah bertugas mengkondisikan mental si customer agar siap diprospek dan di followup oleh team lapis berikutnya. Ketika customer datang, satpam menyambut dengan ramah (senyum, sapa, bertanya dan membantu), ketika bertemu dengan Office Boy, Office Boy pun ramah (Senyum, Sapa, membantu), berpapasan dengan cleaning service, cleaning service pun menghentikan pekerjaannya, berdiri, senyum dan sapa. Sampai diresepsionis, Resepsionis menghentikan pekerjaannya, Senyum, Berdiri, sapa, mempersilahkan dan melayani. Bisa Anda bayangkan jika anda masuk ke sebuah kantor yang kondisinya seperti ini, apa yang ada dibenak Anda? Wow… luar biasa pelayanan disini, timbul rasa nyaman, aman dan damai, sehingga timbul satu point yang bernama TRUSH (kepercayaan), jika kondisi ini sudah tercipta, maka Marketing tinggal menjelaskan produk dan closeing transaksi.

Tidak jarang terjadi pada perusahaan, antar bagian tidak mampu berkerja sama seperti itu, terkadang malah saling menjatuhkan, sikut-sikutan, semua ingin dipandang hebat, tanpa menyadari esensinya. Tanpa koordinasi yang baik, kerjasama yang manis, maka sikap seperti itu justru akan menghancurkan organisasi, siapa yang diuntungkan? Tidak ada, siapa yang dirugikan? Semuanya. “Setiap orang ingin dihargai, maka berikan perhatian Anda untuk menghargai mereka dilevel manapun mereka berada”

Sebagai seorang pemimpin tentunya kita tidak berhenti sampai pada level menyalahkan kondisi ini, tentunya kehebatan seorang pemimpin bukan menemukan teamnya melakukan kesalahan, namun menemukan teamnya melakukan hal yang benar, karena itulah fungsi seorang pemimpin, karena ada kondisi itulah, maka dibutuhkan seorang pemimpin, dan Anda layak bersyukur, karena Anda hadir untuk meramu berbagai jenis alat musik dengan nada yang berbeda sehingga menghasilkan karya musik atau karya seni yang spektakuler. “Anda tidak akan mampu mengangkat organisasi Anda dengan kehebatan, kecerdasan, popularitas Nama Anda sendiri, karena Anda sedang membangun organisasi yang rapuh, Anda sedang membangun integritas organisasi didalam integritas Anda pribadi. maka, Bangunlah integritas Organisasi”

Kita semua pastilah sering melihat group musik dan Paduan suara, adakalanya satu jenis alat musik yang mendominasi, adakalanya semua alat musik dimainkan berbarengan, sehingga suaranya indah untuk didengarkan. Coba Anda bayangkan semua pemain alat-alat musik itu tidak mengikuti aturan dan memainkan alat musiknya masing-masing semaunya, apa yang terjadi?. Fungsi sang derigen, memberi arahan, kapan nada rendah, kapan nada tinggi, kapan bermain lambat, dan kapan bermain cepat. Seorang derigen (Pemimpin) harus mampu melihat semua pemainnya, agar dapat memberi aba-aba ke semua pemain, dan seorang pemimpin harus bisa terlihat oleh semua pemain, agar aba-abanya dapat dilihat oleh semua pemain, “Seorang pemimpin ada untuk mereka”.

Dalam praktek kepemimpinan, Seorang pemimpin haruslah dapat menjaga komunikasi sampai ke level bawah, mampu meyakinkan bahwa semua team adalah penting, semua bidang adalah penting, semua bagian adalah penting, dan mereka mengetahui bahwa memang Anda sebagai pemimpin mampu menunjukan bahwa mereka semua penting dengan perhatian Anda. Untuk dapat berlaku dan bersikap seperti itu, maka seorang pemimpin harus memiliki tombol On/Off dan Volume atas egonya. Sebagai seorang pemimpin harus mampu membantu meningkatkan rasa percaya diri semua team dengan memberi kesempatan pada team untuk membuat keputusan, delegasi, dan menghargai apapun hasilnya, tentunya bila team belum mampu untuk membuat keputusan, maka pemimpin harus bersedia menjadi mentor (coaching). “Bila Anda sebagai seorang pemimpin menganggap mereka tidak penting, bagaimana dengan mereka”

Seorang pemimpin yang hebat bukan saja berhasil membuat dirinya hebat, namun yang terpenting membuat semua teamnya menjadi pribadi-pribadi yang hebat, menjadi anggota team yang hebat, karena “orang tidak perduli sehebat apa Anda, tapi sebesar apa kepedulian ada pada mereka dan apa manfaatnya untuk mereka atas kehebatan Anda”.

Selamat Menjadi Pemimpin Yang Hebat……..

Salam Sukses

Made Sumiarta

http://premaananda.co.cc

http://ogan.co.cc

Berikan yang terbaik, dapatkan yang terbaik

Rekan-rekan yang LUAR BIASA……

Apakah Anda sedang sibuk saat ini, pekerjaan menumpuk, banyak beban menghimpit, berkejar-kejaran dengan waktu dan target?, Ditengah kesibukan itu, bagaimana sikap kita sebaiknya? Mengeluh? Atau bersyukur?
Menurut saya bila kita menginginkan yang terbaik, maka kita seharusnya bersyukur…. Kenapa? Bersyukur karena kita diberi kesempatan untuk memiliki semua tools untuk menjadi lebih kuat, lebih trampil, lebih cekatan, lebih mahir mengelola waktu, sehingga otot-otot kita terlatih dengan semua beban tersebut, syaraf-syaraf otak kita selalu berkativitas sehingga memperkecil potensi stroke dan berbagai penyakit fisik dan psikilogis. Bersyukur karena kita berada pada lingkungan yang sangat dinamis, bersyukur karena kita diberi kesempatan lebih awal untuk mengetahui banyak hal dan menguasai banyak hal, mungkin saja diluaran sana dibutuhkan banyak uban dikepala, butuh berkorban rambut untuk sampai pada kesempatan yang kita miliki sekarang…… Rasakanlah betapa kita mesti bersyukur atas karunia besar ini.

Rekan-rekan yang pandai bersyukur…… Saya paling suka nonton film laga (jetli, jekichen, dan film-film laga cina lainnya), mungkin ada rekan-rekan yang memiliki selera yang sama. Biasanya diawal Aktor menjadi looser dengan berbagai penderitaan, penghinaan, cemoohan, dan setelah sang Aktor menemukan impiannya, menyatakan komitmennya, selanjutnya berlatih keras, hingga pada akhirnya jadi pemenang. Meskipun ini hanyalah sebuah sandiwara yang telah disusun sekenarionya oleh sang sutradara, namun telah banyak dibuktikan kebenaran oleh kebanyakan orang, perjuangan dan komitmen pada proses dan hasil akan menghasilkan buah yang manis, bahkan bukan sekedar buah namun include dengan pohon yang indah yang terus menghasilkan buah-buah yang manis sepanjang masa selagi kita mau memupuk dan merawatnya, Pohon ini adalah Jiwa dan raga kita, dengan cabang-cabang yang indah (cabang cinta kasih, cabang syukur, cabang kebahagiaan, cabang keberlimpahan), iklaskah kita menjadi pohon seperti ini?

Rekan-rekan yang telah dipenuhi aura kebahagiaan dan keberlimpahan ……….. Ijinkan saya bercerita prihal perjalanan hidup saya yang biasa-biasa saja bila dibandingkan rekan-rekan semua. Saya dilahirkan dan dibesarkan oleh keluarga petani yang sangat rendah hati disebuah pelosok desa dengan kehidupan yang seadanya layaknya seorang petani. Bangun pagi masak, sekolah berjarak 7km, datang sekolah pergi ngarit, ngurus ternah, menimba air, membersihkan halaman, dan masih segudang kegiatan fisik yang melelahkan, karena aktifitas itu berlulang dan berulang selama kurang lebih 10th, hingga timbul hayalan-hayalan yang semakin kuat hingga menjadi impian yang sangat jelas dalam pandangan dan pikiran saya, impian punya istri cantik, punya rumah sendiri, punya penghasilan diatas rata-rata, punya mobil, menyekolahkan adik-adik, dan sejuta impian lainnya, walaupun saya bukanlah pribadi yang cerdas namun tetap saya beranikan diri untuk mempertahankan impin-impian itu, dan saya semakin mantap ketika saya temukan kata-kata bijak yang pas untuk kondisi saya “Keuletan dapat mengalahkan kecerdasan” hal ini yang saya rasakan menuntun langkah-langkah saya, bertemu seorang sahabat pembelajar, ke Jogja bersama dan mulai merajut impian bersama. Tahun 1997 satu demi satu impian itu terwujud, menjadi pengusaha loundry, Pengusaha rental, bimbingan jarak jauh, jual-beli komputer yang berkembang pesat dengan cabang-cabangnya, punya motor sendiri, punya penghasilan yang cukup, punya istri cantik, bisa menyekolahkan adik-adik, bisa membantu keuangan orang tua, punya mobil, punya rumah, bisa berkumpul dan bersahabat dengan orang-orang sukses. Tentu cerita terakhir terlihat sebagai cerita yang indah dan manis, yang sebenarnya dalam perjalanannya ada bumbu-bumbu duka, kerja keras, pengorbanan, mungkin juga air mata doa. Bersyukur pada usia yang terhitung muda saya mengenal hukum sebab akibat, yang membuat saya mampu bertahan ditengah terpaan badai kehidupan yang terkadang dapat meluluhlantakan apapun, badai persahabatan, badai dunia bisnis, badai rumah tangga. Dengan sikap berani mengambil semua itu sebagai tanggungjawab kita, maka yakinlah semuanya akan berbuah manis pada waktunya, berani mengakui sebuah kesalahan sebagai kesalahan kita, maka kitalah yang akan memetik keindahaan hasilnya. Jangan pernah mengambil hak orang lain walaupun kita mampu, dan berikan hak orang lain meskipun mereka tidak meminta.

Sahabat Pembelajar…… Ketika kita ikut memikirkan apa yang kita dapat dari apa yang kita lakukan, maka kehidupan ini mulai tampak rumit, ruwet dan sepertinya tidak bersahabat. Menurut saya lakukan saja apa yang menjadi kewajiban kita, lakukan saja apa yang seharusnya bisa kita lakukan dengan segenap potensi yang kita miliki tanpa pamrih dan keluhan, maka yakinlah Tuhan yang maha bijaksana akan memberikan apa yang menjadi bagian kita beserta bunga-bunganya, beserta bonus-bonusnya dengan sangat sempurna.
Saya mohon ijin untuk kembali bercerita perjalanan hidup saya atas prinsif-prinsif yang saya anut…. Pada tahun 2004 bisnis yang saya bangun bersama sahabat terbaik saya harus menjalani perawatan di ICU, ini adalah kali pertamanya bisnis kami mengalami guncangan yang maha dasyat sehingga terpaksa dilakukan operasi amputasi, dengan kesepakatan yang manis, pada beberapa bidang bisnis kami, kami sepakat untuk berteduh pada payung yang berbeda, saya berteduh pada payung yang lebih kecil meskipun berada pada cuaca yang sama. Tingginya gunungan hutang yang harus saya ratakan membuat tantangan yang besar pada prinsif-prinsif yang saya anut, bersyukur saya berhasil tampil sebagai pemenang, saya gunakan seluruh pusaka yang saya miliki termasuk mengiklaskan Rumah yang menjadi tempat berteduh bagi saya, istri dan anak-anak. Dengan himpitan beban yang demikian besar kami tetap mampu mempertahankan prinsif-prinsif kami, semenjak kami berhasil melewati masa kritis itu, kami merasa buah-buah keberuntungan itu selalu tersedia untuk kami sekeluarga. percaya bahwa ada rejeki yang dititipkan Tuhan pada kita untuk orang lain, maka berikan hak mereka, jangan pernah bersikap takabur atau sombong bahwa apa yang kita dapatkan karena keberuntungan kita, karena kerja keras kita saja, sehingga menampik peran dan buah baik orang lain. Mungkin saja bibit orang lain yang dititipkan Tuhan pada lahan kita, karena orang lain tersebut belum memiliki lahan dan sekarang berbuah, sebagai pemilik lahan tentu kita berhak atas share hasilnya, namun tentunya tidak seluruhnya. Dengan pola pikir ini, maka kami merasa mendapat prioritas untuk diselamatkan lebih cepat, meskipun saat ini belum sehebat rekan-rekan semua, Rumah kami telah dikembalikanNYA, mobil kami telah diganti, dan rumahtangga kami dilengkapi dengan bunga-bunga keindahan yang menebarkan aroma wangi (setidaknya ini menurut kami), saat kami berniat menyumbang pembangunan tempat ibadah dengan segera kami diberikan tambahan sebuah sepeda motor gratis melalui undian cabutan atas pembelian mobil, ketika kami memikirkan agar karyawan kami mendapat penghasilan yang diatas rata-rata, maka segera kami diberikan profit diatas target ditengah pasar yang sedang lesu. Pertanyaannya sekarang apakah kita memiliki jiwa keberlimpahan terlebih dahulu baru akan mendapatkan keberlimpahaan? Atau kita mendapatkan keberlimpahan terlebih dahulu baru kita akan memiliki jiwa keberlimpahaan? Saya tentu tidak berhak memaksakan salah satunya untuk Anda, Pilihan terbaik ada ditangan Anda…….

Salam Jiwa Keberlimpahan
Made Sumiarta
http://premaananda.co.cc